KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kami
semua sehingga penyusunan tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik dan tepat pada waktunya. Tugas ini disusun sebagai tugas mata kuliah Keefektifan Pendidikan dengan topik
pembahasan “ MANAJEMEN SDM dan PERSONALIA”.
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. H.
Murtadlo, M.Pd selaku dosen mata kuliah Keefektifan
Pendidikan yang telah membimbing dan memberikan pengarahan sehingga
tugas makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini guna memberi pengetahuan bagi pembacanya. Demikianlah makalah ini
kami susun semoga bermanfaat.
Surabaya, 07
April 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi pada dasarnya merupakan kerjasama dua orang atau lebih dalam
rangka mencapai tujuan. Menurut Sutarto (dalam Usman, 2009:146) organisasi
adalah kumpulan orang, proses pembagian kerja, dan sistem kerja sama atau
sistem sosial. Defenisi yang dikemukakan Sutarto menekankan kepada tiga hal
yaitu (1) adanya kumpulan orang, (2) ada proses pembagian kerja antara
orang-orang tersebut, dan (3) ada sistem kerjasama atau sistem sosial di antara
orang-orang tersebut.
Dalam mencapai tujuannya, organisasi memerlukan berbagai macam sumber
daya. Mulai dari sumber daya manusia, peralatan, mesin, keuangan, dan sumber
daya informasi. Setiap sumber daya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing.
Sebagai suatu sistem, sumber daya-sumber daya tersebut akan berinteraksi dan
saling bekerja sama sehingga tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
Sumber daya manusia sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam
organisasi memegang peranan yang penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi. Sumber daya manusia menggunakan sumber daya-sumber daya lain yang
dimiliki oleh organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Mesin-mesin
berteknologi canggih sekalipun tidak akan ada artinya, jika sumber daya manusia
yang menjalankannya tidak berkualifikasi untuk mengerjakannya. Demikian juga
dengan sumber daya informasi. Sebaik dan selengkap apapun informasi yang
diterima oleh organisasi, tidak akan berarti apa-apa, jika kualitas sumber daya
manusia yang ada tidak mampu menterjemahkannya menjadi informasi yang berguna
bagi perkembangan dan kemajuan organisasi.
Sumber daya
manusia adalah penduduk yang siap, mau dan mampu memberikan sumbangan terhadap
usaha mencapai tujuan organisasional. Dalam ilmu kependudukan, konsep sumber
daya manusia ini dapat disejajarkan dengan konsep tenaga kerja (manpower) yang
meliputi angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja. Angkatan
kerja yang bekerja disebut juga dengan pekerja. (Ndraha, 1999).
Dalam suatu organisasi ada beberapa tugas-tugas kepemimpinan
kritis manajer yang mencakup penarikan, penyeleksian, pengembangan dan
penggunaan sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan organisasi. Tanpa
orang-orang yang cakap suatu organisasi dan manajemen akan gagal mencapai
tujuannya. Bagaimana manajer melaksanakan fungsi penyusunan personalia (staffing) secara efektif akan menentukan
sukses atau kegagalan mereka sebagai manajer.
Guna tercapainya tujuan tersebut diperlukan manajemen
personalia yang berkaitan dengan cara bagaimana organisasi menentukan
kebutuhan sumber daya manusia sekarang dan waktu yang akan datang,
bagaimana seorang manajer merekrut dan menyeleksi orang-orang dengan kemampuan
potensial yang terbaik dalam setiap posisi dalam suatu organisasi. Bagaimana
manajer memberikan latihan agar mereka melaksanakan pekerjaan mereka dengan
efektif dan efisien.
Semua fungsi manajemen saling terkait dan mempengaruhi satu
dengan yang lain. Oleh sebab itu fungsi manajemen personalia harus
dilaksanakan oleh semua manajer , baik mereka yang mengelola organisasi kecil, ataupun
besar.
B.
Indentifikasi
Masalah
Pertanyaan mendasar
adalah mengapa manajemen sumber daya manusia menjadi begitu penting bagi
organisasi? Barangkali hal ini terkait dengan keinginan semua manajer yang
tidak ingin karyawannya melakukan kesalahan. Misalnya, seorang manajer tentu
saja tidak ingin, (1) mempekerjakan orang yang salah untuk pekerjaan tersebut,
(2) mengalami proses penggantian karyawan yang tinggi, (3) orang-orang yang
diandalkan tidak melakukan yang terbaik, (4) menghabiskan waktu untuk wawancara
yang tidak berguna, (5) membuat perusahaan dituntut oleh pengadilan karena
tindakan diskriminatif, (6) membuat perusahaan diawasi oleh pengawas
undang-undang keamaan pekerjaan federal karena tidak memerhatikan keamanan, (7)
mengakibatkan sebagian karyawan berpikir bahwa gaji mereka tidak adil dan tidak
sebanding dengan karyawan lain dalam organisasi, (8) membiarkan kurangnya
pelatihan mengakibatkan berkurangnya efektivitas, dan (9) melakukan praktik
pekerjaan yang tidak adil. (Dessler, 2006:5)
Siagian (1995) melihat adanya suatu fenomena
adminsitratif yang belum pernah terlihat sebelumnya, yaitu semakin besarnya
perhatian dan semakin banyaknya pihak yang menyadari pentingnya manajemen
sumber daya manusia. Politisi, tokoh industri, para pembentuk opini seperti
pimpinan media massa, para birokrat di lingkungan pemerintahan, dan para
ilmuwan yang menekuni berbagai cabang ilmu terutama ilmu-ilmu sosial
menunjukkan perhatian yang semakin besar terhadap manajemen sumber daya
manusia.
Penerapan manajemen
sumber daya manusia sebagai salah satu bidang kajian manajemen di lapangan,
juga menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang ada pada umumnya, seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan dan sebagainya. Hanya
saja, dalam manajemen sumber daya manusia, kajian manajemen lebih diarahkan dan
dititikberatkan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya dalam organisasi.
Hal ini akan berkaitan erat nantinya dengan manusia sebagai makhluk individu,
makhluk sosial, yang memiliki berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya
dengan bergabung ke dalam organisasi.
Flippo (1994)
mengidentifikasi, setidaknya ada sepuluh fungsi-fungsi yang dijalankan oleh
manajemen sumber daya manusia. Flippo membaginya ke dalam dua kelompok besar,
yaitu fungsi-fungsi manajemen, dan fungsi-fungsi operasional. Fungsi-fungsi
manajemen yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia terdiri dari, (1)
perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3)
pengarahan (directing), dan (4) pengendalian (controlling).
Adapun fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber daya
manusia yaitu, (1) pengadaan tenaga kerja (procurement), (2)
pengembangan (development), (3) kompensasi, (4) integrasi, (5)
pemeliharaan (maintenance), dan (6) pemutusan hubungan kerja (separation).
Salah satu
kegiatan penting yang dilakukan dalam manajemen sumber daya manusia khususnya
dalam fungsi perencanaan yaitu analisis pekerjaan. Dengan menganalisis suatu
pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa yang akan dilakukan dalam pekerjaan
itu, apa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh sumber daya manusia
yang akan menduduki posisi itu.
Selain
itu rumusan masalah tentang manajemen personalia adalah,
1.
Apa pengertian manajemen personalia?
2.
Fungsi-fungsi manajemen personalia.
3.
Proses manajemen personalia.
4.
Tantangan terhadap manajemen personalia modern.
C. Tujuan
1.
Menganalisis
pekerjaan sebagai salah satu bidang pekerjaan perencanaan manajemen sumber daya
manusia.
2.
Mendefinisikan
pengertian manajemen personalia.
3.
Mengetahui
fungsi dari manajemen personalia.
4.
Menjelaskan
proses dari manajemen personalia.
5.
Mengetahui
tantangan terhadap manajemen personalia modern
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut
Marwansyah (2010:3), manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai
pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui
fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi,
pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian
kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan
industrial.
Manajemen Sumber
daya manusia sering disebut juga dengan manajemen personalia. Manajemen personalia
merupakan proses manajemen yang diterapkan terhadap personalia yang ada di
organisasi. Menurut Flippo (1994:5), manajemen personalia adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja
dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan
masyarakat.
Sastrohadiwiryo (2002) menggunakan istilah manajemen tenaga kerja sebagai pengganti manajemen sumber daya manusia.
Sastrohadiwiryo (2002) menggunakan istilah manajemen tenaga kerja sebagai pengganti manajemen sumber daya manusia.
Menurutnya, manajemen
tenaga kerja merupakan pendayagunaan, pembinaan, pengaturan, pengurusan,
pengembangan unsur tenaga kerja, baik yang berstatus sebagai buruh, karyawan,
maupun pegawai dengan segala kegiatannya dalam usaha mencapai hasil guna dan
daya guna yang sebesar-besarnya, sesuai dengan harapan usaha perorangan, badan
usaha, perusahaan, lembaga, maupun instansi.
Dari beberapa
pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan
terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara
efektif dan efisien.
B. Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Sebagaimana yang
telah dikemukakan pada bab pendahuluan, fungsi-fungsi manajemen sumber daya
manusia, menurut Flippo (1994) secara garis besar dibagi dua, yaitu
fungsi-fungsi manajemen dan fungsi-fungsi operasional. Berikut akan di bahas
satu persatu.
Perencanaan
Perencanaan
Manajer yang
efektif menyadari bahwa bagian terbesar dari waktu yang harus mereka sediakan
adalah perencanaan. Dalam manajemen sumber daya manusia, perencanaan berarti
penentuan program sumber daya manusia yang akan membantu tercapainya sasaran
yang telah disusun oleh organisasi.
Pengorganisasian menyangkut kepada
penyusunan serangkaian tindakan yang telah ditentukan, sehingga dapat
dilaksanakan dengan baik. Manajemen sumber daya manusia merancang struktur
hubungan antara pekerjaan, sumber daya manusia, dan faktor-faktor fisik yang
akan dilibatkan. Para manajer harus hati-hati terhadap hubungan yang rumit yang
ada di antara satu unit khusus dan unit-unit organisasi lainnya.
Pengarahan fungsi pengarahan ini menyangkut
kepada pelaksanaan rencana yang telah disusun dan telah diorganisasikan. Dalam
fungsi pengarahan ini, terdapat pemotivasian, pelaksanaan pekerjaan, pemberian
perintah, dan sebagainya. Intinya bagaimana menyuruh orang untuk bekerja secara
efektif.
Pengendalian
Pengendalian berarti pengamatan atas tindakan dan perbandingannya dengan
rencana dan perbaikan atas setiap penyimpangan yang mungkin terjadi. Pada
saat-saat tertentu juga diadakan penyusunan kembali rencana-rencana dan
penyesuaiannya terhadap penyimpangan yang tidak dapat diubah.
Pengadaan tenaga
kerja adalah fungsi operasional pertama dari manajemen sumber daya manusia,
yaitu berupa usaha untuk memperoleh jenis dan jumlah yang tepat dari personalia
yang diperlukan untuk menyelesaikan sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan
dalam pengadaan tenaga kerja adalah penentuan sumber daya manusia yang
dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi dan penempatan.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang
perlu untuk prestasi kerja yang tepat. Pengembangan sumber daya manusia ini
diperlukan karena adanya perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi pekerjaan,
dan tugas manajemen yang semakin rumit.
Kompensasi
dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada sumber daya manusia
atas sumbangan mereka kepada pencapaian tujuan organisasi. Kompensasi ini
berkaitan erat dengan pokok-pokok seperti evaluasi pekerjaan, kebijakan
pengupahan, sistem pengupahan, dan lain sebagainya.
Integrasi
merupakan usaha untuk menghasilkan rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas
kepentingan-kepentingan perorangan, masyarakat dan organisasi. Adanya tumpang
tindih kepentingan yang cukup berarti antara perorangan, masyarakat dan
organisasi, menyebabkan perlukan mempertimbangkan perasaan, dan sikap
personalia dalam menerapkan asas-asas dan kebijakan organisasi.
Pemeliharaan.
Fungsi pemeliharaan ini terkait dengan bagaimana usaha untuk mengabadikan
keadaan baik yang sudah tercipta. Memiliki angkatan kerja yang mempunyai
kemauan dan kemampuan untuk bekerja perlu di pelihara dengan baik.
Pemisahan (separation) Pemisahan merupakan fungsi terakhir dari manajemen sumber
daya manusia. Hal ini berkaitan dengan memutuskan hubungan kerja dengan sumber
daya manusia yang ada, dan mengembalikannya kepada masyarakat. Pemutusan
hubungan kerja ini bisa terjadi karena pensiun, pemberhentian sementara,
penempatan luar, meninggal dunia, dan pemecatan.
C. Analisis Pekerjaan dalam
Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan
terdiri atas dua kata, analisis dan pekerjaan. Analisis merupakan aktivitas
berpikir untuk menjabarkan pokok persoalan menjadi bagian, komponen, atau
unsur, serta kemungkinan keterkaitan fungsinya. Sedangkan pekerjaan adalah
sekumpulan/sekelompok tugas dan tanggung jawab yang akan, sedang dan telah
dikerjakan oleh tenaga kerja dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian
analisis pekerjaan dapat diartikan sebagai suatu aktivitas untuk mengkaji,
mempelajari, mengumpulkan, mencatat, dan menganalisis ruang lingkup suatu
pekerjaan secara sistematis dan sistemik (Sastrohadiwiryo, 2002:127)
Analisis pekerjaan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Flippo (1994), “Analisis pekerjaan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.” Flippo menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis pekerjaan, yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam.
Analisis pekerjaan merupakan bagian dari perencanaan sumber daya manusia. Menurut Flippo (1994), “Analisis pekerjaan adalah proses mempelajari dan mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaaan tertentu.” Flippo menekankan bahwasanyaa ada dua kegiatan utama dalam analisis pekerjaan, yaitu mengumpulkan informasi tentang operasi dan tanggung jawab suatu pekerjaan dan mempelajarinya lebih mendalam.
Menurut Dessler
(2006) analisis pekerjaan merupakan prosedur yang dilalui untuk menentukan
tanggung jawab posisi-posisi yang harus dibuatkan stafnya , dan karakteristik
orang-orang yang bekerja untuk posisi-posisi tersebut. Analisis pekerjaan
memberikan informasi yang digunakan untuk membuat deskripsi pekerjaan (daftar
tentang pekerjaan tersebut), dan spesifikasi pekerjaan (jenis orang yang harus
dipekerjakan untuk pekerjaan tersebut). Oleh sebab itu, menurut Dessler
penyelia atau spesialis dalam sumber daya manusia biasanya mengumpulkan beberapa
informasi berikut melalui analisis pekerjaan, (1) aktivitas pekerjaan, (2)
perilaku manusia, (3) mesin, perangkat, peralatan, dan bantuan pekerjaan, (4)
standar prestasi, (5) konteks pekerjaan, dan (6) persyaratan manusia.
2. Tujuan Analisis
Pekerjaan
Analisis pekerjaan
penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja. Ada beberapa
manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga
merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan. Adapun tujuan analisis
pekerjaan yaitu, (1) memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat, (2)
memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja, (3) menciptakan iklim dan kondisi
kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo).
Sedangkan menurut Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti uraian dan spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut, (1) pengabsahan atas prosedur-prosedur pengangkatan, (2) pelatihan, (3) evaluasi pekerjaan, (4) penilaian prestasi, (5) pengembangan karir, (6) organisasi, (7) perkenalan, (8) penyuluhan, (9) hubungan perburuhanm dan (10) penataan kembali pekerjaan. Sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan bahwa hasil proses analisis pekerjaan dipergunakan untuk, membuat rincian kerja (75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%), menilai personalia (60%), pemindahan dan promosi (70%), pengorganisasian (50%), orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%), dan seterusnya.
Sedangkan menurut Flippo (1994), hasil-hasil dari analisis pekerjaan, seperti uraian dan spesifikasi pekerjaan akan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut, (1) pengabsahan atas prosedur-prosedur pengangkatan, (2) pelatihan, (3) evaluasi pekerjaan, (4) penilaian prestasi, (5) pengembangan karir, (6) organisasi, (7) perkenalan, (8) penyuluhan, (9) hubungan perburuhanm dan (10) penataan kembali pekerjaan. Sebuah penelitian yang dikemukakan oleh Flippo terhadap 899 perusahaan menunjukkan bahwa hasil proses analisis pekerjaan dipergunakan untuk, membuat rincian kerja (75%), pelatihan (60%), penyusunan tingkat upah dan gaji (90%), menilai personalia (60%), pemindahan dan promosi (70%), pengorganisasian (50%), orientasi karyawan baru (36%), penyuluhan (25%), dan seterusnya.
3. Metode Analisis Pekerjaan
Pertanyaan berikutnya
adalah bagaimana metode yang digunakan dalam menganalisis pekerjaan? Menurut
Sastrohadiwiryo (2002), metode yang biasa digunakan dalam analisis pekerjaan
adalah metode kuesioner, metode wawancara, metode pencatatan rutin, dan metode
observasi,
Metode kuesioner digunakan sebagai alat
pengumpul data secara tertulis dibagikan kepada tenaga kerja operasional atau
para kepala departemen, untuk mengisi keterangan dan fakta yang diharapkan.
Pada umumnya kuesinoer memuat (1) pertanyaan mengenai pekerjaan yang dilakukan,
(2) tanggung jawab yang diberikan, (3) kecakapan, keahlian, atau pelatihan yang
diperlukan, (4) kondisi yang diharapkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan,
dan (5) figur atau jenis yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
Metode wawancara
dilakukan denga tenaga kerja operasional atau dengan kepala departemen mereka,
dan dapat juga dengan kedua-duanya. Di samping itu, para penyelia sering
ditugaskan untuk memperoleh data analisis pekerjaan. Keuntungan dari metode ini
adalah penyajian keterangan dan fakta dari pihak pertama. Namun metode ini
sangat membutuhkan waktu yang cukup lama.
Metode
selanjutnya yang dapat digunakan dalam analisis data yaitu metode pencatatan
rutin. Dalam metode ini, tenaga kerja diperintahkan mencatat hal yang
dikerjakan tiap hari secara rutin, alokasi yang dibutuhkan, saat dimulai dan
saat akhir tiap-tiap tugas itu dilakukan. Alokasi waktu yang lama, dan
pengerjaan yang cermat dan rutin merupakan kelemahan dari metode ini.
Metode observasi
pada umumnya dilakukan oleh job analyst yang sebelumnya memperoleh pelatihan
dan upgrading secara khusus. Metode observasi biasanya tidak dilakukan
bersamaan dengan metode wawancara job analyst mengadakan observasi
terhadap masing-masing pekerjaan dan mengadakan wawancara dengan tenaga
operasional serta kepala departemen mereka.
D.
Definisi Manajemen Personalia
Menurut
Filippo edwin, manajemen personalia adalah “perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber
daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat.
Menurut
Handoko hani, manajer personalia adalah “seorang manajer dan sebagai manajer
harus melaksanakan fungsi-fungsi dasar manajemen tanpa memperdulikan apapun
hakekat fungsi operasional.
E. Fungsi - Fungsi Manajemen Personalia
1. Perencanaan
( Planning )
Perencanaan
berarti penentuan program personalia yang akan membantu tercapainya sasaran
yang telah disusun untuk perusahaan itu. Dengan kata lain proses penentuan akan
melibatkan partisipasi aktif dan kesadaran penuh dari Manajer personalia,
dengan keahliannya dalam bidang sumber daya manusia.
2. Pengorganisasian
( Organization )
Organisasi
adalah alat untuk mencapai tujuan, manajer personalia menyusun suatu organisasi
dengan merancang struktur hubungan antara pekerjaan , personalia, dan
actor-faktor fisik . Apabila serangkaian tindakan telah ditentukan, organisasi
harus disusun untuk melaksanakannya.
3. Pengarahan
( Directing)
Fungsi
sederhana dari pengarahan adalah untuk membuat atau mendapatkan karyawan
melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan (pemberian perintah)
4. Pengawasan
(controlling)
Pengendalian
adalah fungsi manajerial yang berhubungan dengan pengaturan kegiatan agar
sesuai dengan rencana personalia yang sebelumnya telah dirumuskan berdasarkan
analisis terhadap sasaran dasar organisasi
5. Pengadaan tenaga kerja (procurement)
Fungsi
operasional dari manajemen personalia adalah berupa usaha untuk memperoleh
jenis dan jumlah yang tepat dari personalia yang diperlukan untuk menyelesaikan
sasaran organisasi. Hal-hal yang dilakukan dalam kaitan ini adalah penentuan
sumber daya manusia yang dibutuhkan dan perekrutannya, seleksi, dan penempatan
. Penentuan sumber daya manusia yang diperlukan harus bersandar pada
tugas-tugas yang tercantum pada rancangan pekerjaan yang ditentukan sebelumnya
6. Pengembangan
(development)
Pengembangan
merupakan peningkatan keterampilan melalui pelatihan yang perlu untuk prestasi
kerja yang tepat. Kegiatan ini amat penting dan terus tumbuh karena
perubahan-perubahan teknologi, reorganisasi pekerjaan, tugas manajemen yang
semakin rumit.
7. Kompensasi
(compensation)
Fungsi ini
dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai dan layak kepada personalia untuk
sumbangan mereka kepada tujuan organisasi
8. Integrasi (integration)
Integrasi merupakan usaha untuk
menghasilkan suatu rekonsiliasi (kecocokan) yang layak atas
kepentingan-kepentingan perorangan (individu), masyarakat , dan organisasi.
Definisi ini berpijak atas dasar kepercayaan bahwa masyarakat kita terdapat
tumpang tindih kepentingan yang cukup berarti.
9. Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan merupakan usaha untuk
mengabadikan angkatan kerja yang mempunyai kemauan dan mampu untuk bekerja.
Terpeliharanya kemauan untuk bekerja sangat dipengaruhi oleh komunikasi dengan
para karyawan, keadaan jasmani (fisik) karyawan, dan kesehatan serta keselamatan
kerja.
10. Pemutusan
Hubungan Kerja (separation)
Jika
fungsi pertama manajemen personalia adalah untuk mendapatkan karyawan, adalah
logis bahwa fungsi terakhir adalah memutuskan hubungan kerja dan mengembalikan
orang-orang tersebut kepada masyarakat. Organisasi bertanggung jawab untuk
melaksanakan proses pemutusan hubungan kerja sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan, dan menjamin bahwa warga
masyarakat yang dikembalikan itu berada dalam keadaan yang sebaik mungkin.
F. Proses Mekanisme Manajemen Personalia
1.
Requitment (pengadaan karyawan)
Menurut Hardi Handoko Requitment
adalah : Suatu
proses pencarian dan pengikatan para calon karyawan atau pelamar calon karyawan
yang mampu untuk melamar sebagai karyawan proses ini di mulai ketika para
pelamar di cari dan berakhir bila lamaran atau aplikasi mereka di serahkan dan
hasilnya setelah para calon karyawan di seleksi.
Menurut Musanif Requitment adalah : Usaha untuk mendapatkan calon-calon
pegawai yang lowong guna mendapatkan sebanyak mungkin calon pelamar yang
memenuhi syarat-syarat untuk job dicription dan analisa yang di minta untuk jabatan
yang lowong pada suatu organisasi untuk di pilih calon-calon yang terbaik dan
cakap menurut mereka.
2.
Saluran-saluran
pegawai
a.
Work
in writing.
b.
Employed
rerfens (rekomendasi dari pegawai).
c.
Iklan.
d.
Melalui
jawatan pemerintah.
e.
Agensi
(agen).
f.
Lembaga
pendidikan.
g.
Perusahaan
peneliti profesi.
h.
Melalui
perhimpunan profesi
i.
Organisasi
actor (labour organisasi)
j.
Lising
temporer
k.
Melalui
organisasi militer.
l.
Program-program
latihan yang di biayai pemerintah.
m. Open house.
n.
Nepotisent
(nepotisme).
3.
Hambatan-hambatan penarikan pegawai
a.
Hambatan
kebijakan kompensasi.
b.
Kebijakan
status.
c.
Rencana
SDM.
d.
Kebijaksanaan
promosi actor dalam (dari jenjang kejenjang).
e.
Kondisi
pasar tenaga kerja.
f.
Kondisi
lingkungan eksteren akibat pengganguran tinggi perekonomian yang lemah dan
tenaga terampil yang langka.
g.
Persyaratan
jabatan.
h.
kondisi
lingkungan.
i.
Persyaratan
kerja.
Seleksi adalah Suatu
proses untuk menentukan orang yang di ramalkan akan berhasil pemangku jabatan
itu nanti. Menurut komaruddin Seleksi adalah Pemilihan terhadap orang-orang,
suatu proses untuk menilai kemungkinan keberhasilan atau kegagalan seseorang
untuk melaksanakan pekerjaanya. Sedangkan tujuan Seleksi menurut Manullang
adalah Memperoleh tenaga kerja yang memenuhi syarat dan mempunyai kwalifikasi
sebagaimana tercantum di dalam Job Description.
A. Secara umum ada 3 tujuan seleksi:
a.
Untuk
mengetahui kecakapan seorang pegawai.
b.
Berusaha
untuk mendapatkan tenaga kerja yang cocok dengan pekerjaan yang dipangkunya.
c.
Berusaha
untuk mendapatkan tenaga kerja tidak hanya yang cocok pada saat sekarang,
tetapi tenaga kerja yang memiliki potensi untuk di kembangan di kemudian hari.
1.
Proses seleksi
Proses
seleksi di mulai salah semua lamaran memenuhi syarat dan di terima. Proses ini
melibatkan serangkaian tahap yang menambah komplektivitas sebelum pegawai di
ambil. Jadi proses seleksi adalah Serangkaian kegiatan yang di gunakan untuk
memutuskan apakah pelamar di terima atau tidak. Langkah-langkah ini mencakup
pemanduan kebutuhan pelamar dan organisasi. Dalam banyaknya personalia
penarikan dari seleksi di gabungkan dan disebut dengan istilah Employedment
pansel.
Proses
seleksi adalah: Pusat manajemen kepegawaian dan requitment dilakukan
untuk membantu proses seleksi ini. Bila seleksi diadakan tidak tepat maka daya
upaya sebelumnya akan sia-sia saja oleh karena itu tidaklah berlebihan bila di
nyatajkan bahwa seleksi adalah kunci sukses manajeme kepegawaian. Bahwa kunci
sukses organisa
a.
Proses seleksi kita gambarkan
sebagai berikut.
1). Metode seleksi
Menurut Manullang merupakan dasar
penyeleksian yaitu:
1. Keahlian. (Mencakup 3 aspek ) Tehnikal
skill, human skill, dan konseptual skill.
a.
Pengalaman
kerja.
b.
Umur.
c.
Jenis
kelamin.
d.
Keadaan
fisik.
e.
Perfonmance
(penampilan)
f.
Bakat.
g.
Temperamen.
h.
Karakter.
b.
Untuk eksternal
1. Penerimaan pendahuluan.
2. Test-test penerimaan.
3. Wawancara seleksi.
4. Pemeriksaan referensi.
5. Evaluasi medis (test kesehatan).
6. Wawancara kepada atasan langsung.
7. Keputusan.
Psikologi test di lakukan yaitu dilakukan berbagai peralatan
test yang mengatur menguji keberanian
temperamen kecerdasan, ketrampilan dan prestasi.
Bentuk-bentuk
test ini mencakup :
1.
Intelegensi test.
2.
Personality test.
3.
Aptuted test (bakat).
4.
Interest test.
5.
Achivement test.
6.
Knowledge test.
7.
Performance test.
F. Tantangan Terhadap Manajemen Personalia Modern
Menurut
Floyd (1971;783) diantara banyak perubahan besar yang terjadi, tiga hal yang
berikut akan menjelaskan hakikat dari tantangan personalia:
1.
Perubahan
bauran dalam angkatan kerja
Jelas akan membawa perkenalan
nilai-nilai baru kepada organisasi. Suatu angkatan kerja dengan perangkat
nilai-nilai ini akan sangat cocok digunakan oleh perusahaan dalam usaha mereka
untuk mengejar nilai-nilai produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. Mengingat
makin meningkatnya penekanan pada individu dengan organisasi, sejumlah
perubahan program personalia telah dicoba salah satunya adalah :
Ø Waktu luwes (Flexitime)
Menurut Craig Eric Schneir, Flexitime
adalah” suatu program yang memberikan waktu untuk memulai dan mengakhiri secara
fleksible bagi karyawan” .
Ø Jadwal yang dipergunakan oleh suatu
perusahaan adalah sebagai berikut :
1.
Jam 7 sampai 9 pagi merupakan selang
waktu fleksibel dimana karyawan boleh memilih waktu untuk memulai
kerja.
2.
Jam 9 sampai 11.30 pagi merupakan
waktu inti, semua karyawan harus hadir.
3.
Jam 11.30 pagi sampai 1.00 siang
merupakan waktu yang fleksibel untuk makan siang selama 30 menit
4.
Jam 1 sampai 4 siang merupakan waktu
inti.
5.
Jam 4 sampai 6 sore merupakan waktu
luwes (flexitime) untuk mengakhiri kerja. Rencana-rencana semacam ini ternyata
mempunyai sejumlah manfaat bagi majikan diantaranya yang disarankan adalah
sebagai berikut:
Ø Mempertinggi produktivitas (enhanced
production). Walaupun terdapat sedikit bukti nyata, namun penelitian- penelitian
menunjukkan kesempatan-kesempatan untuk memperbaiki produktivitas bervariasi
mulai dari sepertiga sampai setengah, dengan kemungkinan ukuran keuntungan
antara 5 persen sampai 14 persen.
Ø Penyebab-penyebab untuk hal ini
mencakup moral yang lebih baik, waktu kerja yang lebih baik, waktu kerja yang
sesuai dengan “ jam tubuh” (body clock) karyawan, penanganan yang lebih baik
atas fluktuasi beban kerja, meningkatkan pelayanan terhadap karena perusahaan
buka lebih lama, dan berkurangnya waktu terluang menunggu jam pulang karena
enggan memulai tugas baru.
Ø Mengurangi keterlambatan dan
ketidakhadiran karyawan (reduced employee tardiness and absenteeism). Karyawan
yang sudah terlambat menurut jadwal yang ketat sering akan bimbang dan akhirnya
memutuskan untuk tidak masuk kerja sama sekali. Jika waktu kedatangan di tempat
kerja yang disetujui itu berada didalam rentang dua jam yang luwes, maka
keterlambatan dan ketidakhadiran karena hal semacam ini disingkirkan.
Keperluan-keperluan pribadi dapat ditanggulangi tanpa mengabaikan pekerjaan selama setengah atau sepanjang hari.
Ø Memperbaiki moral dan mengurangi
pergantian karyawan (improved morate and reduced turnover). Dengan actor Waktu
luwes (flexitime), karyawan mengendalikan hari kerjanya secara terbatas sehingga
hal ini merupakan suatu jenis dari pemerkayaan pekerjaan (job enrichment). Para
karyawan pada dasarnya diperlakukan sama seperti para manajer dan karyawan..
G.
Perubahan Harapan Karyawan- Warga
masyarakat,
Semakin banyak petunjuk bahwa hak-hak warga masyarakat yang eksternal sedang
menyusup kedalam perusahaan dengan maksud memperbaiki mutu kehidupan kerja. Dua
ilustrasi yang menonjol adalah: (1) kebebasan berbicara (freedom of speech),
dan (2) kebebasan pribadi (the right to privacy). Dalam organisasi-organisasi
hak untuk “meniup peluit“ ini cukup dilindungi dengan baik . Dow Votaw
berpendapat bahwa kebebasan berbicara didalam organisasi adalah “suatu
perkembangan yang mungkin akan terbukti sebagai suatu hal yang mungkin akan
terbukti sebagai suatu hal yang perlu untuk menyertai tanggung jawab perusahaan
yang efektif”
Para karyawan merasa adanya
pelanggaran yang lebih besar atas kebebasan pribadi jika :
1.
informasi yang sifatnya
disebarluaskan kepada orang lain tanpa izin
mereka.
2.
informasi pribadi, sebagaimana
halnya dengan data produktivitas perusahaan disebar disiarkan
3.
Informasi yang sifatnya pribadi
diberikan kepada orang-orang luar ketimbang kepada mereka yang bekerja di
perusahaan itu.
H.
Perubahan Tingkat Produktivitas,
Menurut Dov Votow, masalah paling serius yang dewasa ini dihadapi oleh manajer
personalia, adalah menurunnya produktivitas perekonomian.
Telah banyak faktor yang dikemukakan
sebagai penyebab produktivitas akhir-akhir ini: Berbagai
peraturan dan undang-undang pemerintah telah menambah biaya untuk melakukan
usaha tanpa meningkatkan produktivitas dalam jangka pendek, seperti
perlindungan lingkungan, kesehatan dan keselamatan, tindakan pencegahan
diskriminasi, dan sebagainya. Undang-undang semacam itu telah
menyebabkan meningkatnya jumlah karyawan baru dalam lingkup bisnisarus wanita
dan minoritas mungkin telah mengakibatkan menurunnya produktivitas selama
perkenalan. Para manajer umumnya berorientasi pada keuntungan jangka pendek
dalam mengambil keputusan- keputusan bisnis. Dengan adanya tekanan-tekanan dari
para pemegang saham, pasar surat-surat berharga, dan lembaga-lembaga keuangan,
mereka cenderung menunda penelitian, pengembangan, dan investasi pabrik baru
demi prestasi jangka pendek. Hal ini menyebabkan penurunan produktivitas terus
menerus. Diakui juga berbagai macam undang-undang pajak telah menghambat
inovasi dan investasi pabrik baru.
Hubungan yang bersifat merugikan
dengan serikat-serikat buruh mengurangi usaha kerjasama yang akan meningkatkan
produktivitas. Banyak aturan kerja yang telah dirundingkan dengan serikat buruh
yang dirancang untuk melindungi dan penghasilan jangka pendek mendatangkan
malapetaka jika para majikan harus bersaing di pasar dunia.
Aliensi karyawan menyebabkan
penolakan kerjasama untuk perbaikan produktivitas. Disebutkan bahwa sikap
karyawan yang jelek disebabkan oleh fakor-faktor seperti pekerjaan yang sangat
berbahaya, pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan membosankan, dan para manajer yang
autokratis yang mengambil sendiri keputusan yang mempengaruhi kerja dan mutu
kehidupan kerja, tanpa memperdulikan pentingnya partisipasi karyawan.
Walaupun
manajer personalia hanya dapat berbuat sedikit untuk mengubah susunan
perekonomian kita yang berdasarkan persaingan, namun terdapat banyak bidang
dimana tantangan-tantangan itu dapat dipenuhi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan
bab-bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulkan sebagai berikut.
1.
Manajemen
sumber daya manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengontrolan terhadap sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien.
2.
Fungsi-fungsi
manajemen yang diterapkan dalam manajemen sumber daya manusia terdiri dari, (1)
perencanaan (planning), (2) pengorganisasian (organizing), (3)
pengarahan (directing), dan (4) pengendalian (controlling).
Adapun fungsi-fungsi operasional yang dijalankan oleh manajemen sumber daya
manusia yaitu, (1) pengadaan tenaga kerja (procurement), (2)
pengembangan (development), (3) kompensasi, (4) integrasi, (5)
pemeliharaan (maintenance), dan (6) pemutusan hubungan kerja (separation).
3.
Salah
satu kegiatan penting yang dilakukan dalam manajemen sumber daya manusia
khususnya dalam fungsi perencanaan yaitu analisis pekerjaan. Dengan
menganalisis suatu pekerjaan, akan diketahui tugas-tugas apa yang akan
dilakukan dalam pekerjaan itu, apa kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai
oleh sumber daya manusia yang akan menduduki posisi itu.
B.
Saran
Dalam makalah ini
penulis menyarankan agar manajemen sumber daya manusia dan personalia hendaknya
dijalankan dengan sebaik mungkin, mengingat begitu pentingnya peran dan fungsi
sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan yang ditetapkan organisasi.
Perkembangan psikologi manusia perlu menjadi perhatian utama bagi manajer
sumber daya manusia, dalam rangka melakukan manajemen terhadap sumber daya
manusia dalam organisasi.
Daftar Pustaka
Dessler,
Gary. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.
Flippo, Edwin B. 1994. Manajemen Personalia: Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.
Flippo, Edwin B. 1994. Manajemen Personalia: Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Bandung: Alfabeta.
Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2002. Manajemen
Tenaga Kerja Indonesia: Pendekatan Administratif dan Operasional. Jakarta:
Bumi Aksara.
Siagian, Sondang P. 1995. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Usman,
Husaini. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara. Description: Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia Rating: 5
Reviewer: Zippien Teamphan ItemReviewed: Makalah Manajemen Sumber Daya Manusia
Handoko,T Hani,1984. Manajemen, edisi kedua,
Yogyakarta : BPFE
Handoko, T. Hani,1985. Manajemen Personalia dan
Sumberdaya Manusia, Liberty
Edwin B. Flippo, 1984 Principles of personnel Management,
edisi keempat,Jakarta :Erlangga
Michael
Armstrong, A Handbook of Human Resources Management, alih bahasa oleh
Sofyan
Cikmat dan
Haryanto dengan judul Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Elex Media
Komputindo, 1990
Amin Widjaya Tunggal, Drs., Ak.,
MBA., Manajemen Suatu Pengantar, Rineka Cipta, 1993.
B.N. Marbun, Seminar Konsep
Manajemen Indonesia (3-5 Juli 1979), Jakarta.
Edgar H.
Schein, Psikologi Organisasi, Seri Manajemen No. 80, PT Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta, 1991.
Apakah Anda membutuhkan kredit yang mendesak?
BalasHapus* Transfer Sangat Cepat dan Instan ke rekening bank Anda
Bayar kembali bulan setelah Anda mendapatkan pinjaman di bank Anda
akun bank
* Suku bunga rendah 2%
* Pembayaran jangka panjang (1-30) Tahun Panjang
* Pinjaman fleksibel dan gaji bulanan
*. Berapa lama untuk membiayai? Setelah mengajukan pinjaman
Anda mungkin mengharapkan jawaban awal kurang dari 24 jam
pembiayaan dalam 48 jam setelah menerima informasi yang mereka butuhkan
Dari para kru Di perusahaan pinjaman ROSSA STANLEY, kami adalah perusahaan pembiayaan yang berpengalaman yang menyediakan fasilitas pinjaman yang mudah, tulus, serius, korporasi, hukum dan publik dengan bunga 2%. Kami memiliki akses ke koleksi uang tunai untuk diberikan kepada perusahaan dan mereka yang memiliki rencana untuk memulai bisnis tidak peduli seberapa kecil atau besar, kami memiliki uang tunai. Yakinlah bahwa kesejahteraan dan kenyamanan Anda adalah prioritas utama kami, mengapa kami di sini untuk mengurus pemrosesan pinjaman Anda.
Hubungi perusahaan pinjaman yang sah dan dapat dipercaya dengan rekam jejak layanan yang memberikan kebebasan finansial kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Untuk informasi lebih lanjut dan pinjaman yang diminta untuk mengatur bisnis Anda, beli rumah, beli mobil, liburan, hubungi kami melalui,
E-mail resmi: rossastanleyloancompany@gmail.com
Instagram resmi: Rossamikefavor
Twitter Resmi: Rossastanlyloan
Facebook resmi: rossa stanley mendukung
CSN: +12133153118
untuk respon cepat dan cepat.
Silakan mengisi formulir aplikasi di bawah ini dan kami akan menghubungi Anda lagi, Kami tersedia 24/7
DATA PEMOHON
1) Nama Lengkap:
2) Negara:
3) Alamat:
4) Jenis Kelamin:
5) Status Perkawinan:
6) Pekerjaan:
7) Nomor Telepon:
8) posisi di tempat kerja:
9) Penghasilan Bulanan:
10) Jumlah Pinjaman yang Dibutuhkan:
11) Jangka Waktu Pinjaman:
12) nama facebook:
13) Nomor Whatsapp:
14) Agama:
15) Tanggal lahir:
SALAM,
Mrs.Rossa Stanley Favor
ROSSASTANLEYLOANCOMPANY
Email rossastanleyloancompany@gmail.com