Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 30 April 2014

IMPLEMENTASI MBS DI SEKOLAH DASAR















DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ....................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Permasalahan ..........................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................
D. Manfaat .................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................
A. Manjemen ..........................................................................................
B. Manajemen Strategik Berbasis Sekolah ................................................
C. Kualitas Pendidikan ..............................................................................
D. Sekolah Dasar ........................................................................................
BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................
A. Manajemen Strategik Berbasis Sekolah ...............................................
B. Peningkatan Kualitas Sekolah Dasar ..................................................
C. Implementasi Manajemen Strategik dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan Sekolah Dasar .........................................................................
D. Berbagai Isu Strategis yang Dihadapai .................................................
E. Program dan Kegiatan Peningkatan MBS .............................................
F. Faktor Penentu Keberhasilan MBS ......................................................
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengelola lembaga pendidikan menyangkut semua faktor yang terlibat dalam pendidikan, yaitu tenaga kerja (guru, tata usaha, karyawan), biaya, kurikulum, sarana prasarana, dan siswa. Semua faktor tersebut harus dikelola dan dikoordinir dengan baik agar dapat berjalan lancar dan maksimal. Pengelolaan lembaga pendidikan yang bermaksud dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut memerlukan alat yang berperan sebagai akselator dan dinamisator sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Alat yang dapat berfungsi sebagai akselator dan dinamisator adalah manajemen strategik.
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengkontrolan “human and natural recources” untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Manajemen strategi adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.
Sedangkan pengertian manajemen strategis menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar disebut perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil, agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/ atau jasa serta pelayanan yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.
Dari pengertian manajemen strategi diatas yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan yang harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Ada beberapa alasan mengapa pendidikan dasar harus menjadi prioritas utama tersebut. Alasan yang 3
sangat mendasar karena pendidikan dasar merupakan tahap pertama peserta didik untuk digembleng. Artinya para lulusan di pendidikan dasar merupakan bahan mentah untuk pendidikan menengah. Banyak keluhan dari para tenaga pendidikan yang lebih tinggi seperti sekolah menengah mengenai ketidakberesan di pendidikan dasar. Konsekuensinya pada pendidikan menengah sulit untuk mencapai mutu pendidikan yang telah distandarkan. Kata kuncinya mutu pendidikan harus dimulai dari pendidikan dasar. Berbicara tentang kondisi kualitas pendidikan di Indonesia dapat dikemukakan saat ini sangat menyedihkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dasar manajemen strategik pada lembaga pendidikan?
2. Bagaimana implementasi manajemen strategik dalam lembaga pendidikan?
C. Tujuan
Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kemajuan pengetahuan mengenai manajemen strategik pendidikan. Adapun secara praktis, makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa agar dapat:
1. Mengetahui konsep dasar manajemen strategi pada lembaga pendidikan
2. Mengetahui implementasi manajemen strategik dalam lembaga pendidikan
B. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Manfaat teoritis

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pada bidang manajemen pendidikan dan menambah kajian konseptual mengenai manajemen strategi berbasis sekolah dan manfaat manajemen strategik pendidikan dalam peningkatan kualitas pendidikan.
2.  Manfaat Praktis
a.       membantu organisasi untuk menetapkan isu strategik yang perlu dan relevan untuk diperjuangkan sehingga perjalanan organisasi tidak bersifat rutin ataupun reaktif.
b.      Bagi kepala sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan strategi guna pencapaian tujuan sekolah yang berkualitas.
c.       Menyadarkan keseluruhan anggota ataupun pemangku kepentingan (stakeholders) organisasi mengenai visi, misi, mandat, serta nilai-nilai yang dianut oleh organisasi.
d.      Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian tentang manajemen strategi berbasis sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan.














BAB II
LANDASAN TEORI

A. Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Ada 6 unsur manajemen yaitu: man, money, method, materials, machine dan market. Manajemen yang mengatur unsur manusia ada juga yang menyebut manajemen personalia.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sumber daya manusia adalah Departemen Sumber Daya Manusia atau dalam bahasa Inggris disebut HRD atau Human Resource Department. Menurut A.F Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut Melayu SP. Hasibuan. MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Sedangkan menurut Henry Simamora MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang mulus.
Mutiara S. Panggabean MSDM adalah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan, pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas, menurut Mutiara S. Panggabaean bahwa, kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi 7 dan pemutusan hubungan kerja. Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Unsur manajemen (Tool of Management), biasa dikenal market atau marketing.
B. Manajemen Strategik Berbasis Sekolah
Berdasarkan dan sudut etimologis asal kata "strategik" dalam manajemen berbasis sekolah sebuah organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematis dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen berbasis sekolah, yang terarah pada tujuan strategik organisasi. Rancangan yang bersifat sistematik itu, di lingkungan sebuah organisasi disebut perencanaan strategik. Dalam perjalanan sejarahnya di lingkungan organisasi profit dan non profit pengertian Manajemen Berbasis Sekolah strategik ternyata telah semakin berkembang.
Wahyudi (1996:15) "Manajemen Berbasis Sekolah Strategik adalah suatu seni dan ilmu dan pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang". Pendapat yang lain yaitu "Manajemen Berbasis Sekolah Strategik adalah: proses yang berkesinambungan dimulai dan perumusan strategi, dilanjutkan dengan pelaksanaan kemudian bergerak ke arah suatu peninjauan kembali dan penyempurnaan strategik tersebut, karena keadaan di dalam dan di luar perusahaan atau organisasi yang selalu berubah."
Manajemen berbasis sekolah strategik merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen berbasis sekolah strategi ialah suatu cara dengan jalan bagaimana para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategi.
Pendapat selanjutnya diungkapkan oleh Hunger & Wheelen, (1999:4) "Strategic management is that set of managerial and actions that determine the long term performance of corporation. It includes strategy formulation, strategy implementation and evaluation". Manajemen berbasis sekolah strategik adalah serangkaian daripada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dan perumusan atau perencanaan strategik, palaksanaan atau implementasi, dan evaluasi.
Manajemen berbasis sekolah strategik adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan implementasi strategik. Selanjutnya manajemen berbasis sekolah strategik adalah individu-individu yang bertanggung jawab secara keseluruhan daripada organisasi atau bertanggung jawab merumuskan satu tugas utama dan divisi-divisi.
Jauch (1994:6 dalam Murad) mengatakan bahwa "Manajemen Berbasis Sekolah strategik adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada 9
penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses Manajemen Berbasis Sekolah strategis adalah cara dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dalam mengambil keputusan.
Nawawi mengatakan (2003:148) bahwa Manajemen Berbasis Sekolah strategik adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh Manajemen Berbasis Sekolah puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuannnya." Lebih lanjut Nawawi (2003:149) bahwa "Manajemen Berbasis Sekolah strategik adalah arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai tujuan organisasi." Pengertian ini menekankan bahwa arus keputusan dan para pimpinan organisasi dan tindakan berupa pelaksanaan keputusan, harus menghasilkan satu atau lebih strategi, dengan memilih yang paling efektif atau yang paling handal dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Pengertian yang lain masih menurut Nawawi (2003:149) bahwa Manajemen Berbasis Sekolah strategik adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategik) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan Manajemen Berbasis Sekolah puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang/ jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategik) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi. "Pengertian yang cukup luas ini menurut penulis menunjukkan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah strategik merupakan suatu sistem yang merupakan satu kesatuan yang memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) ke arah yang sama pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategik dengan unsur-unsurnya yang terdiri dan visi, misi, tujuan strategik dan strategik utama (induk) organisasi. Sedang komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya sasaran atau tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi Manajemen Berbasis Sekolah berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijakan situasional, jaringan kerja (net work) internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Manajemen Berbasis Sekolah Strategik adalah ilmu dan kiat tentang perumusan (formulating), pelaksanaan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategik antar fungsi-fungsi Manajemen Berbasis Sekolah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuan masa depan secara efektif dan efisien. Manajemen Berbasis Sekolah strategik adalah "seperangkat keputusan dan aksi manajerial yang menentukan kinerja jangka panjang suatu organisasi". 11
Manajemen Berbasis Sekolah strategik meliputi scaning lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategik), dan pelaksanaan strategi serta pengendalian dan evaluasi. Karena itu studi tentang Manajemen Berbasis Sekolah strategik menekankan pada pemantauan dan evaluasi peluang serta ancaman lingkungan berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan organisasi (Hunger dan Wheelen, 2001:17)."
C. Kualitas Pendidikan
Mengelola lembaga pendidikan menyangkut semua faktor yang terlibat dalam pendidikan, yaitu tenaga kerja (guru, tata usaha, karyawan), biaya, kurikulum, sarana prasarana, dan siswa. Semua faktor tersebut harus dikelola dan dikoordinir dengan baik agar dapat berjalan lancar dan maksimal. Pengelolaan lembaga pendidikan yang bermaksud dapat mencapai tujuan pendidikan tersebut memerlukan alat yang berperan sebagai akselator dan dinamisator sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Alat yang dapat berfungsi sebagai akselator dan dinamisator adalah manajemen strategik.
Manajemen berbasis sekolah menawarkan kepada sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi para peserta didik. Dengan penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan strategi pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengerahan dan 12
pendayagunaan sumber internal sekolah dan lingkungannya secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermutu.
D. Sekolah Dasar
Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun (Bafadal, 2003:3). Di dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang pendidikan dasar disebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri atas program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama. Dengan demikian, sekolah dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar.
Penyelenggaraan sekolah dasar berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang dijadikan landasan yuridis, yaitu: pembukaan UUD 1945, UU system pendidikan nasional dan PP No 28 Tahun 1990. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (Bafadal, 2003:3).
Komponen sekolah-sekolah dasar setiap sekolah berbeda-beda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Tetapi secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat masukan (input) yaitu: sumber daya manusia, material, lingkungan sekolah, dan proses. Untuk lebih jelasnya dijelaskan pada bagan di bawah ini:
1.      Material          : Kurikulum, gedung, alat peraga, dana dll.
2.      SDM               : Kepala sekolah, guru dan pesuruh
3.      SISWA
4.      Lingkungan   : Orang tua masyarakat Penda/ Dinas
5.      Anak siap memasuki pendidikan selanjutnya
6.      PROSES PENDIDIKAN
Gambar 1. Komponen di Sekolah dasar (Bafadal, 2003:3) 14


BAB III
PEMBAHASAN
A. Manajemen Strategik Berbasis Sekolah
Pendidikan dasar menjadi prioritas utama dalam mendidik dan menggembleng siswa sebagai tahap awal dalam mengajarkan konsep-konsep dasar pembelajaran. Untuk itu mutu pendidikan dasar menjadi sekolah yang berkualitas menjadi hal yang sangat penting. Berdasarkan angka Human Development Index bahwa mutu pendidikan Indonesia rendah, diantara 174 negara, ranking Indonesia menduduki urutan ke-111 dari 177 negara.
Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila prestasi sekolah khususnya prestasi siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam 1) prestasi akademik yaitu nilai raport dan nilai UN yang memenuhi standar, 2) memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan, dan mampu mengapresiasi nilai-nilai budaya, 3) memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang diwujudkan dalam bentuk keterampilan sesuai dasar ilmu yang diterima di sekolah (Akdon, 2011:227).
Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor salah satunya adalah perencanaan. Pendidikan yang baik harus dilaksanakan secara terarah, sistematis sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan serta mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan. Perencanaan pendidikan memiliki posisi yang cukup strategis dalam keseluruhan
proses pendidikan. Perencanaan merupakan kegiatan yang berorientasi ke depan, dimana masa depan merupakan peluang dan tantangan yang memerlukan pengelolaan secara kreatif, profesional, efektif dan efisien.
Manajemen berbasis sekolah strategik merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau startegi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran. Proses manajemen berbasis sekolah strategi adalah suatu cara dengan jalan bagaimana para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategi.
Dengan demikian dapat disimpulkan beberapa hal tentang pengertian manajemen berbasis sekolah sebagai berikut:
1.        Manajemen berbasis sekolah strategik merupakan proses pengambilan keputusan.
2.        Keputusan yang ditetapkan bersifat mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek-aspek yang penting dalam kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan atau cara mencapainya.
3.        Pembuatan keputusan tersebut harus dilakukan atau sekurang-kurangnya melibatkan pimpinan puncak, sebagai penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya.
4.        Pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan strategiknya dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi, dalam arti seluruhnya harus mengetahui dan menjalankan peranan sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
5.        Keputusan yang ditetapkan manajemen berbasis sekolah puncak yang harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam bentuk kegiatan/ pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada tujuan strategic organisasi.
6.        Manajemen berbasis sekolah strategik meliputi konsep proses terdiri dari: menganalisis lingkungan, menentukan arah organisai, merumuskan strategi, melaksankan strategi dan melakukan pengendalian. Ciri-ciri keputusan yang diambil strategik adalah:
a.       Skope aktivitas-aktivitas sesuai organisasi
b.      Disesuaikannya aktivitas-aktivitas sesuai organisasi dengan lingkungannya
c.       Disesuaikannya aktivitas-aktivitas sesuatu organisasi dengan kemampuan sumber dayanya.
d.      Alokasi dan realokasi sumber daya utama di dalam sesuatu organisasi
e.       Nilai-nilai, ekspektasi dan tujuan-tujuan dari pihak yang mempengaruhi strategi
f.       Arah kemana sesuatu organisasi akan bergerak dalam jangka panjang
g.      Implikasi-implikasi bagi perubahan melalui seluruh organisasi yang ada, maka oleh karenanya mereka akan bersifat kompleks.

    Hal yang perlu menjadi perhatian dalam manajemen strategi yaitu: manajemen berbasis sekolah strategik pada intinya memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi dalam segala hal, dan manajemen berbasis sekolah strategik dilaksanakan secara terus menerus serta harus fleksibel sesuai dengan tuntutan kondisi di lapangan. 17
B. Peningkatan Kualitas Sekolah Dasar
Sekolah merupakan sebuah organisasi pendidikan yang bisa dikatakan baik apabila memiliki tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan sekolah merupakan sebuah acuan dalam menentukan keefektifan sebuah organisasi dalam meraihnya. Disinilah faktor kepala sekolah menjadi penting dalam peningkatan kualitas sebuah organisasi yang dikelolanya.
Pekerjaan kepala sekolah yang paling rumit dan berat adalah manajemen. Tugas kepala sekolah menduduki sebagai manajer yang mengatur manajemen. Untuk itu kepala sekolah memiliki empat fungsi manajer yaitu: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Selain itu kepala sekolah memiliki tiga keterampilan manajer yaitu: keterampilan konsep, keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan teknik (Pidarta, 2009:13-14).
Menurut Teori Parsons yang dijelaskan Bafadal bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari 4 dimensi yaitu: adaptasi, pencapaian tujuan, integrasi dan latensi (2003:16). Sedangkan menurut teori Postman dan Weingartner mengatakan indikator sekolah yang baik adalah: 1) penstrukturan waktu, 2) penstrukturan aktivitas yang harus diikuti siswa, 3) pendefinisian kecerdasan, kemampuan intelektual, prestasi dan perilaku yang baik, 4) penilaian, 5) pemisahan perandan tanggung jawab guru dan siswa, 6) supervise dan pengawasan siswa dan 7) pertanggungjawaban. 18
C. Implementasi Manajemen Strategik dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar
       Implementasi strategi dalam manajemen sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan mentranformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu penyelenggaraan program sekolah. Betapapun hebatnya suatu strategi apabila tidak diimplementasikan tentu saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan sekolah. Karena itu kemampuan kepala sekolah dan personel sekolah lainnya mengimplementasikan suatu strategi dalam manajemen sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya dengan skill kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dan guru sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar peserta didik.
       Menurut Schendel dan Hofer dalam buku Sagala implemetasi dicapai melalui alat administrasi yang dapat dikelompokkan kedalam 3 kategori 1) struktur yaitu siapa yang bertangggung jawab terhadap apa, kepala sekolah bertanggung jawab kepada siapa, 2) proses yaitu bagaimana tugas dan tanggung jawab itu dikerjakan masing-masing personal dan 3) tingkah laku yaitu perilaku yang menggambarkan motivasi, semangat kerja, penghargaan, disiplin, etika dan sebagainya (2010:139). Bagi seluruh personal sekolah proses implementasi strategi dalam manajemen sekolah mencakup keseluruhan jajaran kegiatan manajerial yang mencakup keadaan seperti motivasi, kompensasi, penghargaan manajemen, dan proses pengawasan. 19
       Proses manajemen strategik sekolah dapat di analisis melalui analisis SWOT. Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategik yang merupakan pendekatan analisis lingkungan. Analisis lingkungan terdiri dari dua unsur yaitu lingkungan eksternal dan internal. Jika keputusan diterapkan secara efektif akan memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.
       Analisis SWOT dalam penyelenggaraan sekolah membantu pengalokasian sumber daya seperti anggaran, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan dan sebagainya yang lebih efektif. Selain itu salah satu strategi yang dapat meningkatkan kualitas yang diimplementasikan pada berbagai perusahaan bisnis besar adalah model balanced scorecard yang dikemukakan Kaplan dan Norton dalm buku Sagala (2010:141) mengembangkan seperangkat tujuan unit bisnis melampaui rangkuman ukuran financial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong kinerja masa datang.
Dalam manajemen sekolah model balanced scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non finansial harus menjadi bagian sistem informasi untuk para personal disemua tingkat manajemen sekolah. Sekolah yang inovatif dapat menjadikan balanced scorecard sebagai sebuah sistem pengelolaan strategi jangka panjang. Proses balanced scorecard diuraikan Sagala (2010:144) sebagai berikut: 1) penerjemahan visi, 2) komunikasi dan jaringan, 3) perencanaan bisnis, 4) umpan balik dan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Penerjemah Visi:
1.      Menjelaskan visi
2.      Memperoleh konsensus
Komunikasi dan jaringan:
1.      Komunikasi dan pendidikan
2.      Menetapkan tujuan
3.      Menjaring penghargaan untuk mengukur penampilan
Rencana Bisnis:
1.      Menentukan target
2.      Meluruskan inisiatif strategik
3.      Menentukan tonggak sejarah

Umpan balik dan Pembelajaran:
1.      Artikulasi visi yang menopang
2.      Menyediakan strategi feedback
3.      Memfasilitasi masalah strategi dan pembelajaran
Kartu Catatan Seimbang (Balanced Scorecard)
Gambar 2. Kartu catatan kendali kerangka kerja tindakan strategis
D. Berbagai Isu Strategis yang Dihadapai
1. Lingkungan Global

    Semakin cepatnya perkembangan dan perubahan di dunia pendidikan karena kemajuan teknologi pendidikan, kewiraswastaan, dan pedagogi terhadap struktur pendidikan tradisional dan paradigma konvensional penyelenggaraan pendidikan dasar.
2. Lingkungan Nasional
a.    Keunggulan Akademik
1)       Kualitas lulusan belum memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mewujudkan keunggulan bangsa (terutama dalam penguasaan soft skill, communication skill, team work, leadership, IT skill).
2)      Produktivitas, mutu dan relevansi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum menunjang cita-cita sebagai universitas penelitian
3)      Proses pembelajaran belum bersifat research based education
4)      Jaringan kerjasama industri belum berkembang
5)      Pengembangan dan transfer nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan belum efektif dalam mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan akademik
b.    Kapasitas dan Kinerja Kelembagaan
1)      Budaya organisasi yang sehat dan sinergi antar berbagai unit di lingkungan sekolah belum terwujud
2)      Kapasitas kelembagaan unit-unit pelayanan perpustakaan, informasi dan sarana-prasarana belum memenuhi standar nasional
3)      Kerangka landasan hukum otonomi persekolah dengan MBS belum mantap
4)      Kesiapan institusi pendidikan dalam menghadapai globalisasi pendidikan belum seperti diharapkan
5)      Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam MBS masih terbatas
c.         Sumber Daya Keuangan
1)      Sumber daya keuangan sekolah belum mencukupi kebutuhan untuk mendukung visi dan misi
2)      Ketergantungan pada sumber pendanaan pemerintah masih besar dan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan masih rendah
3)      Peraturan perundangan di bidang keuangan tidak kondusif untuk peningkatan mutu peserta didik dan mutu MBS
d.   Sumber Daya Manusia
1)      Mutu dan produktivitas sumber daya manusia di sekolah-sekolah belum memadai dan terdapat disparitas antar unit sekolah
2)      Warga sekolah kurang berhasil dalam mengimplementasikan perubahan paradigma berfikir
3)      Belum terwujudnya budaya saling percaya

E. Program dan Kegiatan Peningkatan MBS
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam pendidikan dan pelatihan MBS yaitu: organisasi dan manajemen MBS, SDM, fasilitas pendidikan dan pelatihan, pembinaan sekolah, kemitraan dan jaringan kerja, serta pengkajian dan pengembangan.
1. Organisasi dan Manajemen Berbasis Sekolah
Tujuan
Sasaran

1.      Membangun organisasi dan manajemen berbasis sekolah yang handal


a.       Mengembangkan struktur organisasi sesuai dengan visi dan misi
b.      Mengembangkan uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang unit kerja
c.       Menyusun SOTK sesuai dengan tugas pokok Diklat kepala sekolah dan guru sebagai penjamin mutu pendidikan
d.      Mengembangkan sistem MBS Mutu (SMM) sesuai standar ISO 9002
e.       Memperoleh sertifikat ISO 9002 pada tahun 2005
f.       Mengembangkan sistem informasi MBS
g.      Menciptakan iklim kerja yang kondusif
















0 komentar:

Posting Komentar