DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
....................................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................
DAFTAR ISI
...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
A. Latar Belakang
.....................................................................................
B. Permasalahan
..........................................................................................
C. Tujuan
....................................................................................................
D. Manfaat
.................................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ...............................................................................
A. Manjemen
..........................................................................................
B. Manajemen Strategik Berbasis Sekolah
................................................
C. Kualitas Pendidikan
..............................................................................
D. Sekolah Dasar
........................................................................................
BAB III PEMBAHASAN .....................................................................................
A. Manajemen Strategik Berbasis Sekolah
...............................................
B. Peningkatan Kualitas Sekolah Dasar
..................................................
C. Implementasi Manajemen Strategik
dalam Peningkatan Kualitas
Pendidikan Sekolah Dasar
.........................................................................
D. Berbagai Isu Strategis yang Dihadapai
.................................................
E. Program dan Kegiatan Peningkatan MBS
.............................................
F. Faktor Penentu Keberhasilan MBS
......................................................
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengelola lembaga pendidikan menyangkut semua faktor
yang terlibat dalam pendidikan, yaitu tenaga kerja (guru, tata usaha,
karyawan), biaya, kurikulum, sarana prasarana, dan siswa. Semua faktor tersebut
harus dikelola dan dikoordinir dengan baik agar dapat berjalan lancar dan
maksimal. Pengelolaan lembaga pendidikan yang bermaksud dapat mencapai tujuan
pendidikan tersebut memerlukan alat yang berperan sebagai akselator dan
dinamisator sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Alat yang dapat berfungsi sebagai akselator dan dinamisator adalah manajemen
strategik.
Manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengkontrolan “human and
natural recources” untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih
dahulu. Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan
pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan
cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh
seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan. Manajemen strategi
adalah kumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai
sasaran-sasaran organisasi.
Sedangkan pengertian manajemen strategis menurut
Nawawi adalah perencanaan berskala besar disebut perencanaan strategi yang
berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan
sebagai keputusan pimpinan tertinggi keputusan yang bersifat mendasar dan
prinsipil, agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut
misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu perencanaan operasional untuk
menghasilkan barang dan/ atau jasa serta pelayanan yang berkualitas, dengan
diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan
berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.
Dari pengertian manajemen strategi diatas yang cukup
luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang
sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang
sama pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya
yang terdiri dari visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan
komponen kedua adalah perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya sasaran dan
tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi
serta umpan balik.
Sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan yang
harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Ada
beberapa alasan mengapa pendidikan dasar harus menjadi prioritas utama
tersebut. Alasan yang 3
sangat
mendasar karena pendidikan dasar merupakan tahap pertama peserta didik untuk
digembleng. Artinya para lulusan di pendidikan dasar merupakan bahan mentah
untuk pendidikan menengah. Banyak keluhan dari para tenaga pendidikan yang
lebih tinggi seperti sekolah menengah mengenai ketidakberesan di pendidikan
dasar. Konsekuensinya pada pendidikan menengah sulit untuk mencapai mutu
pendidikan yang telah distandarkan. Kata kuncinya mutu pendidikan harus dimulai
dari pendidikan dasar. Berbicara tentang kondisi kualitas pendidikan di
Indonesia dapat dikemukakan saat ini sangat menyedihkan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana konsep dasar manajemen strategik pada lembaga pendidikan?
2.
Bagaimana implementasi manajemen strategik dalam lembaga pendidikan?
C.
Tujuan
Secara teoritis, makalah ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan kemajuan pengetahuan mengenai manajemen strategik
pendidikan. Adapun secara praktis, makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan mahasiswa agar dapat:
1.
Mengetahui konsep dasar manajemen strategi pada lembaga pendidikan
2.
Mengetahui implementasi manajemen strategik dalam lembaga pendidikan
B.
Manfaat
Manfaat
penulisan makalah ini adalah:
1.
Manfaat teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan pada bidang manajemen pendidikan dan menambah kajian
konseptual mengenai manajemen strategi berbasis sekolah dan manfaat manajemen
strategik pendidikan dalam peningkatan kualitas pendidikan.
2.
Manfaat Praktis
a. membantu
organisasi untuk menetapkan isu strategik yang perlu dan relevan untuk
diperjuangkan sehingga perjalanan organisasi tidak bersifat rutin ataupun
reaktif.
b. Bagi
kepala sekolah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan
strategi guna pencapaian tujuan sekolah yang berkualitas.
c. Menyadarkan
keseluruhan anggota ataupun pemangku kepentingan (stakeholders)
organisasi mengenai visi, misi, mandat, serta nilai-nilai yang dianut oleh
organisasi.
d. Dapat
dijadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian tentang manajemen
strategi berbasis sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif
dan efesien untuk mencapai tujuan tertentu. Ada 6 unsur manajemen yaitu: man,
money, method, materials, machine dan market.
Manajemen yang mengatur unsur manusia ada juga yang menyebut manajemen
personalia.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses
menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer
dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau
perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang
biasanya mengurusi sumber daya manusia adalah Departemen Sumber Daya Manusia
atau dalam bahasa Inggris disebut HRD atau Human Resource Department.
Menurut A.F Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang
berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan
dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang
tepat pada saat organisasi memerlukannya. Manajemen sumber daya manusia juga
menyangkut desain sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan
karyawan, pengelolaan karier, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan
ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua
keputusan dan praktik manajemen yang mempengaruhi secara langsung sumber daya
manusianya. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut Melayu SP.
Hasibuan. MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan
masyarakat. Sedangkan menurut Henry Simamora MSDM adalah sebagai pendayagunaan,
pengembangan, penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap
individu anggota organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga menyangkut desain
dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan
karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan
perburuhan yang mulus.
Mutiara S. Panggabean MSDM adalah proses yang
terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pimpinan dan pengendalian
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan analisis pekerjaan, evaluasi pekerjaan,
pengadaan, pengembangan, kompensasi, promosi dan pemutusan hubungan kerja guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari definisi di atas, menurut Mutiara S.
Panggabaean bahwa, kegiatan di bidang sumber daya manusia dapat dilihat dari
dua sudut pandang, yaitu dari sisi pekerjaan dan dari sisi pekerja. Dari sisi
pekerjaan terdiri dari analisis dan evaluasi pekerjaan. Sedangkan dari sisi
pekerja meliputi kegiatan-kegiatan pengadaan tenaga kerja, penilaian prestasi
kerja, pelatihan dan pengembangan, promosi, kompensasi 7 dan pemutusan hubungan
kerja. Dengan definisi di atas yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya manusia di dalam mencapai
tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Unsur manajemen (Tool of
Management), biasa dikenal market atau marketing.
B. Manajemen Strategik Berbasis Sekolah
Berdasarkan dan sudut etimologis asal kata
"strategik" dalam manajemen berbasis sekolah sebuah organisasi dapat
diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematis
dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen berbasis sekolah, yang terarah pada
tujuan strategik organisasi. Rancangan yang bersifat sistematik itu, di
lingkungan sebuah organisasi disebut perencanaan strategik. Dalam perjalanan
sejarahnya di lingkungan organisasi profit dan non profit pengertian
Manajemen Berbasis Sekolah strategik ternyata telah semakin berkembang.
Wahyudi (1996:15) "Manajemen Berbasis Sekolah
Strategik adalah suatu seni dan ilmu dan pembuatan (formulating), penerapan
(implementing) dan evaluasi (evaluating) tentang
keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah
organisasi mencapai tujuan-tujuan masa mendatang". Pendapat yang lain
yaitu "Manajemen Berbasis Sekolah Strategik adalah: proses yang
berkesinambungan dimulai dan perumusan strategi, dilanjutkan dengan pelaksanaan
kemudian bergerak ke arah suatu peninjauan kembali dan penyempurnaan strategik
tersebut, karena keadaan di dalam dan di luar perusahaan atau organisasi yang
selalu berubah."
Manajemen berbasis sekolah strategik merupakan arus
keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau
strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
Proses manajemen berbasis sekolah strategi ialah suatu cara dengan jalan
bagaimana para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan
strategi.
Pendapat selanjutnya diungkapkan oleh Hunger &
Wheelen, (1999:4) "Strategic management is that set of managerial and
actions that determine the long term performance of corporation. It includes
strategy formulation, strategy implementation and evaluation". Manajemen
berbasis sekolah strategik adalah serangkaian daripada keputusan manajerial dan
kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.
Kegiatan tersebut terdiri dan perumusan atau perencanaan strategik, palaksanaan
atau implementasi, dan evaluasi.
Manajemen berbasis sekolah strategik adalah suatu
proses kombinasi antara tiga aktivitas, yaitu analisis strategi, perumusan
strategi dan implementasi strategik. Selanjutnya manajemen berbasis sekolah strategik
adalah individu-individu yang bertanggung jawab secara keseluruhan daripada
organisasi atau bertanggung jawab merumuskan satu tugas utama dan
divisi-divisi.
Jauch (1994:6 dalam Murad) mengatakan bahwa
"Manajemen Berbasis Sekolah strategik adalah sejumlah keputusan dan
tindakan yang mengarah pada 9
penyusunan
suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai
sasaran perusahaan. Proses Manajemen Berbasis Sekolah strategis adalah cara
dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dalam mengambil
keputusan.
Nawawi mengatakan (2003:148) bahwa Manajemen
Berbasis Sekolah strategik adalah proses atau rangkaian kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh Manajemen Berbasis Sekolah puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk
mencapai tujuannnya." Lebih lanjut Nawawi (2003:149) bahwa "Manajemen
Berbasis Sekolah strategik adalah arus keputusan dan tindakan yang mengarah
pada pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk
membantu mencapai tujuan organisasi." Pengertian ini menekankan bahwa arus
keputusan dan para pimpinan organisasi dan tindakan berupa pelaksanaan
keputusan, harus menghasilkan satu atau lebih strategi, dengan memilih yang
paling efektif atau yang paling handal dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
Pengertian yang lain masih menurut Nawawi (2003:149)
bahwa Manajemen Berbasis Sekolah strategik adalah perencanaan berskala besar
(disebut perencanaan strategik) yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan Manajemen Berbasis
Sekolah puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang/ jasa
serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi
pencapaian tujuan (disebut tujuan strategik) dan berbagai sasaran (tujuan
operasional) organisasi. "Pengertian yang cukup luas ini menurut penulis
menunjukkan bahwa Manajemen Berbasis Sekolah strategik merupakan suatu sistem
yang merupakan satu kesatuan yang memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak
(bersama-sama) ke arah yang sama pula. Komponen pertama adalah perencanaan
strategik dengan unsur-unsurnya yang terdiri dan visi, misi, tujuan strategik
dan strategik utama (induk) organisasi. Sedang komponen kedua adalah
perencanaan operasional dengan unsur-unsurnya sasaran atau tujuan operasional,
pelaksanaan fungsi-fungsi Manajemen Berbasis Sekolah berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijakan
situasional, jaringan kerja (net work) internal dan eksternal, fungsi
kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Manajemen Berbasis Sekolah Strategik adalah ilmu dan
kiat tentang perumusan (formulating), pelaksanaan (implementing), dan
evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategik antar fungsi-fungsi
Manajemen Berbasis Sekolah yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuan
masa depan secara efektif dan efisien. Manajemen Berbasis Sekolah strategik
adalah "seperangkat keputusan dan aksi manajerial yang menentukan kinerja
jangka panjang suatu organisasi". 11
Manajemen
Berbasis Sekolah strategik meliputi scaning lingkungan, perumusan
strategi (perencanaan strategik), dan pelaksanaan strategi serta pengendalian
dan evaluasi. Karena itu studi tentang Manajemen Berbasis Sekolah strategik
menekankan pada pemantauan dan evaluasi peluang serta ancaman lingkungan berdasarkan
analisis kekuatan dan kelemahan organisasi (Hunger dan Wheelen, 2001:17)."
C. Kualitas Pendidikan
Mengelola lembaga pendidikan menyangkut semua faktor
yang terlibat dalam pendidikan, yaitu tenaga kerja (guru, tata usaha,
karyawan), biaya, kurikulum, sarana prasarana, dan siswa. Semua faktor tersebut
harus dikelola dan dikoordinir dengan baik agar dapat berjalan lancar dan
maksimal. Pengelolaan lembaga pendidikan yang bermaksud dapat mencapai tujuan
pendidikan tersebut memerlukan alat yang berperan sebagai akselator dan
dinamisator sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan
efisien. Alat yang dapat berfungsi sebagai akselator dan dinamisator adalah
manajemen strategik.
Manajemen berbasis sekolah menawarkan kepada sekolah
untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi para
peserta didik. Dengan penerapan manajemen berbasis sekolah merupakan strategi
pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang menekankan pada
pengerahan dan 12
pendayagunaan
sumber internal sekolah dan lingkungannya secara efektif dan efisien sehingga
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan bermutu.
D. Sekolah Dasar
Sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan enam tahun (Bafadal, 2003:3). Di dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1990 tentang pendidikan dasar
disebutkan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan sembilan tahun, terdiri
atas program pendidikan enam tahun di sekolah dasar dan program pendidikan tiga
tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama. Dengan demikian, sekolah dasar
merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar.
Penyelenggaraan
sekolah dasar berpijak pada beberapa peraturan perundang-undangan yang
dijadikan landasan yuridis, yaitu: pembukaan UUD 1945, UU system pendidikan
nasional dan PP No 28 Tahun 1990. Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan
memberikan bekal kemampuan dasar siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta
mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (Bafadal, 2003:3).
Komponen sekolah-sekolah dasar setiap sekolah
berbeda-beda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Tetapi secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi empat masukan (input) yaitu: sumber daya
manusia, material, lingkungan sekolah, dan proses. Untuk lebih jelasnya
dijelaskan pada bagan di bawah ini:
1. Material : Kurikulum,
gedung, alat peraga, dana dll.
2. SDM : Kepala
sekolah, guru dan pesuruh
3. SISWA
4. Lingkungan : Orang tua masyarakat
Penda/ Dinas
5. Anak
siap memasuki pendidikan selanjutnya
6. PROSES
PENDIDIKAN
Gambar 1. Komponen di Sekolah dasar
(Bafadal, 2003:3) 14
BAB III
PEMBAHASAN
A. Manajemen Strategik Berbasis Sekolah
Pendidikan dasar menjadi prioritas utama dalam
mendidik dan menggembleng siswa sebagai tahap awal dalam mengajarkan
konsep-konsep dasar pembelajaran. Untuk itu mutu pendidikan dasar menjadi
sekolah yang berkualitas menjadi hal yang sangat penting. Berdasarkan angka
Human Development Index bahwa mutu pendidikan Indonesia rendah, diantara 174
negara, ranking Indonesia menduduki urutan ke-111 dari 177 negara.
Sekolah dapat dikatakan bermutu apabila prestasi
sekolah khususnya prestasi siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam 1)
prestasi akademik yaitu nilai raport dan nilai UN yang memenuhi standar, 2)
memiliki nilai-nilai kejujuran, ketaqwaan, kesopanan, dan mampu mengapresiasi
nilai-nilai budaya, 3) memiliki tanggung jawab yang tinggi dan kemampuan yang
diwujudkan dalam bentuk keterampilan sesuai dasar ilmu yang diterima di sekolah
(Akdon, 2011:227).
Kualitas
pendidikan dipengaruhi oleh berbagai factor salah satunya adalah perencanaan.
Pendidikan yang baik harus dilaksanakan secara terarah, sistematis sesuai
dengan tujuan yang telah direncanakan serta mengacu pada kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga dilandasi dengan keimanan dan ketaqwaan.
Perencanaan pendidikan memiliki posisi yang cukup strategis dalam keseluruhan
proses
pendidikan. Perencanaan merupakan kegiatan yang berorientasi ke depan, dimana
masa depan merupakan peluang dan tantangan yang memerlukan pengelolaan secara
kreatif, profesional, efektif dan efisien.
Manajemen berbasis sekolah strategik merupakan arus
keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategi atau
startegi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran. Proses
manajemen berbasis sekolah strategi adalah suatu cara dengan jalan bagaimana
para perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategi.
Dengan demikian dapat disimpulkan beberapa hal
tentang pengertian manajemen berbasis sekolah sebagai berikut:
1.
Manajemen berbasis sekolah strategik
merupakan proses pengambilan keputusan.
2.
Keputusan yang ditetapkan bersifat
mendasar dan menyeluruh yang berarti berkenaan dengan aspek-aspek yang penting
dalam kehidupan sebuah organisasi, terutama tujuannya dan cara melaksanakan
atau cara mencapainya.
3.
Pembuatan keputusan tersebut harus
dilakukan atau sekurang-kurangnya melibatkan pimpinan puncak, sebagai
penanggung jawab utama pada keberhasilan atau kegagalan organisasinya.
4.
Pengimplementasian keputusan tersebut
sebagai strategi organisasi untuk mencapai tujuan strategiknya dilakukan oleh
seluruh jajaran organisasi, dalam arti seluruhnya harus mengetahui dan
menjalankan peranan sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
5.
Keputusan yang ditetapkan manajemen
berbasis sekolah puncak yang harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran
organisasi dalam bentuk kegiatan/ pelaksanaan pekerjaan yang terarah pada
tujuan strategic organisasi.
6.
Manajemen berbasis sekolah strategik
meliputi konsep proses terdiri dari: menganalisis lingkungan, menentukan arah
organisai, merumuskan strategi, melaksankan strategi dan melakukan
pengendalian. Ciri-ciri keputusan yang diambil strategik adalah:
a. Skope
aktivitas-aktivitas sesuai organisasi
b. Disesuaikannya
aktivitas-aktivitas sesuai organisasi dengan lingkungannya
c. Disesuaikannya
aktivitas-aktivitas sesuatu organisasi dengan kemampuan sumber dayanya.
d. Alokasi
dan realokasi sumber daya utama di dalam sesuatu organisasi
e. Nilai-nilai,
ekspektasi dan tujuan-tujuan dari pihak yang mempengaruhi strategi
f. Arah
kemana sesuatu organisasi akan bergerak dalam jangka panjang
g. Implikasi-implikasi
bagi perubahan melalui seluruh organisasi yang ada, maka oleh karenanya mereka
akan bersifat kompleks.
Hal yang
perlu menjadi perhatian dalam manajemen strategi yaitu: manajemen berbasis
sekolah strategik pada intinya memilih alternatif strategi yang terbaik bagi
organisasi dalam segala hal, dan manajemen berbasis sekolah strategik
dilaksanakan secara terus menerus serta harus fleksibel sesuai dengan tuntutan
kondisi di lapangan. 17
B. Peningkatan Kualitas Sekolah Dasar
Sekolah merupakan sebuah organisasi pendidikan yang
bisa dikatakan baik apabila memiliki tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan
sekolah merupakan sebuah acuan dalam menentukan keefektifan sebuah organisasi
dalam meraihnya. Disinilah faktor kepala sekolah menjadi penting dalam
peningkatan kualitas sebuah organisasi yang dikelolanya.
Pekerjaan kepala sekolah yang paling rumit dan berat
adalah manajemen. Tugas kepala sekolah menduduki sebagai manajer yang mengatur
manajemen. Untuk itu kepala sekolah memiliki empat fungsi manajer yaitu:
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian. Selain itu kepala
sekolah memiliki tiga keterampilan manajer yaitu: keterampilan konsep,
keterampilan hubungan manusia, dan keterampilan teknik (Pidarta, 2009:13-14).
Menurut Teori Parsons yang dijelaskan Bafadal bahwa
keefektifan organisasi dapat dilihat dari 4 dimensi yaitu: adaptasi, pencapaian
tujuan, integrasi dan latensi (2003:16). Sedangkan menurut teori Postman dan
Weingartner mengatakan indikator sekolah yang baik adalah: 1) penstrukturan
waktu, 2) penstrukturan aktivitas yang harus diikuti siswa, 3) pendefinisian
kecerdasan, kemampuan intelektual, prestasi dan perilaku yang baik, 4)
penilaian, 5) pemisahan perandan tanggung jawab guru dan siswa, 6) supervise
dan pengawasan siswa dan 7) pertanggungjawaban. 18
C. Implementasi Manajemen Strategik dalam
Peningkatan Kualitas Pendidikan Sekolah Dasar
Implementasi
strategi dalam manajemen sekolah melibatkan upaya besar yang bertujuan
mentranformasi tujuan strategik ke dalam aksi yaitu penyelenggaraan program
sekolah. Betapapun hebatnya suatu strategi apabila tidak diimplementasikan
tentu saja strategi itu tidak akan bermakna bagi pengembangan sekolah. Karena
itu kemampuan kepala sekolah dan personel sekolah lainnya mengimplementasikan
suatu strategi dalam manajemen sekolah merupakan hal yang sangat penting dalam
kaitannya dengan skill kepala sekolah sebagai seorang pemimpin dan guru
sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap kemajuan belajar
peserta didik.
Menurut
Schendel dan Hofer dalam buku Sagala implemetasi dicapai melalui alat
administrasi yang dapat dikelompokkan kedalam 3 kategori 1) struktur yaitu
siapa yang bertangggung jawab terhadap apa, kepala sekolah bertanggung jawab
kepada siapa, 2) proses yaitu bagaimana tugas dan tanggung jawab itu dikerjakan
masing-masing personal dan 3) tingkah laku yaitu perilaku yang menggambarkan
motivasi, semangat kerja, penghargaan, disiplin, etika dan sebagainya
(2010:139). Bagi seluruh personal sekolah proses implementasi strategi dalam
manajemen sekolah mencakup keseluruhan jajaran kegiatan manajerial yang
mencakup keadaan seperti motivasi, kompensasi, penghargaan manajemen, dan
proses pengawasan. 19
Proses
manajemen strategik sekolah dapat di analisis melalui analisis SWOT. Analisis
SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategik yang merupakan
pendekatan analisis lingkungan. Analisis lingkungan terdiri dari dua unsur
yaitu lingkungan eksternal dan internal. Jika keputusan diterapkan secara
efektif akan memungkinkan sekolah mencapai tujuannya.
Analisis
SWOT dalam penyelenggaraan sekolah membantu pengalokasian sumber daya seperti
anggaran, sarana dan prasarana, sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi
lingkungan dan sebagainya yang lebih efektif. Selain itu salah satu strategi
yang dapat meningkatkan kualitas yang diimplementasikan pada berbagai
perusahaan bisnis besar adalah model balanced scorecard yang dikemukakan
Kaplan dan Norton dalm buku Sagala (2010:141) mengembangkan seperangkat tujuan
unit bisnis melampaui rangkuman ukuran financial kinerja masa lalu dengan
ukuran pendorong kinerja masa datang.
Dalam manajemen sekolah model balanced
scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non finansial harus
menjadi bagian sistem informasi untuk para personal disemua tingkat manajemen
sekolah. Sekolah yang inovatif dapat menjadikan balanced scorecard sebagai
sebuah sistem pengelolaan strategi jangka panjang. Proses balanced scorecard
diuraikan Sagala (2010:144) sebagai berikut: 1) penerjemahan visi, 2)
komunikasi dan jaringan, 3) perencanaan bisnis, 4) umpan balik dan
pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini:
Penerjemah Visi:
1. Menjelaskan
visi
2. Memperoleh
konsensus
Komunikasi dan jaringan:
1. Komunikasi
dan pendidikan
2. Menetapkan
tujuan
3. Menjaring
penghargaan untuk mengukur penampilan
Rencana
Bisnis:
1. Menentukan
target
2. Meluruskan
inisiatif strategik
3. Menentukan
tonggak sejarah
Umpan balik dan Pembelajaran:
1. Artikulasi
visi yang menopang
2. Menyediakan
strategi feedback
3. Memfasilitasi
masalah strategi dan pembelajaran
Kartu
Catatan Seimbang (Balanced Scorecard)
Gambar
2. Kartu catatan kendali kerangka kerja tindakan strategis
D. Berbagai Isu Strategis yang Dihadapai
1.
Lingkungan Global
Semakin
cepatnya perkembangan dan perubahan di dunia pendidikan karena kemajuan
teknologi pendidikan, kewiraswastaan, dan pedagogi terhadap struktur pendidikan
tradisional dan paradigma konvensional penyelenggaraan pendidikan dasar.
2.
Lingkungan Nasional
a. Keunggulan
Akademik
1) Kualitas lulusan belum memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam mewujudkan keunggulan bangsa (terutama dalam penguasaan soft
skill, communication skill, team work, leadership, IT
skill).
2) Produktivitas,
mutu dan relevansi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat belum menunjang
cita-cita sebagai universitas penelitian
3) Proses
pembelajaran belum bersifat research based education
4) Jaringan
kerjasama industri belum berkembang
5) Pengembangan
dan transfer nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan belum efektif dalam
mengaktualisasikan Pancasila dalam kehidupan akademik
b. Kapasitas
dan Kinerja Kelembagaan
1) Budaya
organisasi yang sehat dan sinergi antar berbagai unit di lingkungan sekolah
belum terwujud
2) Kapasitas
kelembagaan unit-unit pelayanan perpustakaan, informasi dan sarana-prasarana
belum memenuhi standar nasional
3) Kerangka
landasan hukum otonomi persekolah dengan MBS belum mantap
4) Kesiapan
institusi pendidikan dalam menghadapai globalisasi pendidikan belum seperti
diharapkan
5) Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi dalam MBS masih terbatas
c.
Sumber Daya Keuangan
1) Sumber
daya keuangan sekolah belum mencukupi kebutuhan untuk mendukung visi dan misi
2) Ketergantungan
pada sumber pendanaan pemerintah masih besar dan partisipasi masyarakat dalam
pembiayaan pendidikan masih rendah
3) Peraturan
perundangan di bidang keuangan tidak kondusif untuk peningkatan mutu peserta
didik dan mutu MBS
d. Sumber
Daya Manusia
1) Mutu
dan produktivitas sumber daya manusia di sekolah-sekolah belum memadai dan
terdapat disparitas antar unit sekolah
2) Warga
sekolah kurang berhasil dalam mengimplementasikan perubahan paradigma berfikir
3) Belum
terwujudnya budaya saling percaya
E. Program dan Kegiatan Peningkatan MBS
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam
pendidikan dan pelatihan MBS yaitu: organisasi dan manajemen MBS, SDM,
fasilitas pendidikan dan pelatihan, pembinaan sekolah, kemitraan dan jaringan
kerja, serta pengkajian dan pengembangan.
1.
Organisasi dan Manajemen Berbasis Sekolah
Tujuan
|
Sasaran
|
1. Membangun
organisasi dan manajemen berbasis sekolah yang handal
|
a. Mengembangkan
struktur organisasi sesuai dengan visi dan misi
b. Mengembangkan
uraian tugas, tanggungjawab dan wewenang unit kerja
c. Menyusun
SOTK sesuai dengan tugas pokok Diklat kepala sekolah dan guru sebagai
penjamin mutu pendidikan
d. Mengembangkan
sistem MBS Mutu (SMM) sesuai standar ISO 9002
e. Memperoleh
sertifikat ISO 9002 pada tahun 2005
f. Mengembangkan
sistem informasi MBS
g. Menciptakan
iklim kerja yang kondusif
|